Rabu, 16 Juli 2008

Situs Patiayam

Patiayam adalah situs purba di Pegunungan Patiayam yang terletak di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Letaknya sekitar 15 kilometer timur Kudus.

Menurut penelitian paleontologi vertebrata, Bukit Patiayam adalah bukit yang secara morfologi merupakan sebuah kubah (dome) dengan ketinggian 350 meter di atas permukaan laut. Di bukit ini terdapat batuan berumur plestosen yang mengandung fosil vertebrata dan manusia purba homo erectus.

Fauna vertebrata dan manusia purba plestosen sampai di Indonesia setelah mengalami migrasi dari Afrika, melalui daratan Asia pada masa glasial dan interglasial. Saat itu permukaan laut meningkat tajam sehingga menenggelamkan sebagian wilayah Indonesia.

Padahal, pada tahun 1979, Dr Yahdi Yaim dari Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), telah menemukan sebuah gigi pra-geraham bawah dan tujuh pecahan tengkorak manusia.

Lalu ditemukan pula sejumlah tulang belulang binatang purba, seperti Stegodon trigono chepalus (sejenis gajah purba), Elephas sp (juga jenis gajah), Cervus zwaani dan Cervus lydekkeri Martin (sejenis rusa), Rhinoceros sondaicus (badak), Sus brachygnatus Dubris (babi), Felis sp (macan), Bos bubalus palaeoharabau (kerbau), Bos banteng paleosondicus (banteng), dan Crocodilus sp (buaya). Semua itu ditemukan dalam lapisan batu pasir tufoan (Tuffaceous sandstones).

Menurut Prof Dr Sartono dan kawan-kawan, temuan tersebut merupakan jenis litologi dari formasi Slumprit (bagian dari Bukit Patiayam) yang terbentuk pada Kala Plestosan Bawah. Atas dasar itulah, umur fosil yang ditemukan Yahdi antara 1 juta hingga 700.000 tahun lalu.

Menurut catatan Kompas, April 1981, Tim Pusat Penelitian dan Penggalian Benda Purbakala Yogyakarta menemukan dua gading gajah purba berukuran panjang 2,5 meter dan berdiameter 15 sentimeter di Bukit Patiayam, wilayah Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Fosil ini diperkirakan berumur 800.000 tahun.

Selain itu, tim juga menemukan fosil kepala dan tanduk kerbau, dua gigi babi, banteng, kambing, rusa, badak, buaya, dan kura-kura. Dengan ditemukannya fosil-fosil itu, tim peneliti menyimpulkan Bukit Patiayam semula merupakan sebuah sungai dengan lebar 50 meter hingga 200 meter, sedikit rawa dan padang rumput (Kompas, 6 April 1981).

Setahun kemudian, tepatnya akhir November 1982, Sukarmin menemukan dua gading gajah di Gunung Nangka (bagian dari Bukit Patiayam), Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.

Gading pertama berukuran panjang 3,17 meter dan gading kedua berukuran panjang 1,44 meter. Kedua gading gajah ini sekarang tersimpan di museum Ronggowarsito Semarang.

Pada kurun waktu yang sama, Kepala Seksi Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus Soetikno juga menemukan fosil gading gajah di petak 22 Gunung Slumprit (juga bagian dari Bukit Patiayam).

Menurut tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta yang dipimpin Harry Widianto dengan anggota Muhammad Hidayat dan Baskoro Daru Tjahjono yang melakukan penelitian di Situs Patiayam, 16-17 November 2005, situs ini sudah dikenal sejak lama sebagai situs hominid (manusia purba) di Indonesia. Situs hominid lainnya adalah Sangiran, Trinil, Kedungbrubus, Perning Mojokerto, Ngandong, dan Ngawi.

1 komentar:

Historia Moeria mengatakan...

situs PatiAyam sangat menarik untuk dipelajari.. dimana peradaban ribuan tahun yang ada di Lereng Muria dapat ditelusuri dengan mengadakan penelitian pada penemuan benda-benda purba.. hal ini sangat menarik dengan baru2 ini bahwa adanya Misteri Benua Atlantis yang berada di Indonesia dengan menyebutkan adanya bangsa Lemuria, apakah ada hubungannya dengan itu? mengingat peradaban Bangsa Atlantis sangat maju itu berdasarkan Plato.. tapi Situs Patiayam purba? emang perlu dikaji apakah ada hubungannya?